UPTD Puskesmas Kranji Adakan Jambore Kader Posyandu, Fokus Bahas Pencegahan Stunting
Bekasi Barat (Bintang Save) - UPTD Puskesmas Kranji mengadakan kegiatan Jambore Kader Posyandu dengan tema "Ayo Cegah Stunting" di RW 001, Kelurahan Kranji, Rabu (26/7) pagi.
Kepala UPTD Puskesmas Kranji, dr. Nita Anggraeni Purnomo, mengatakan bahwa kegiatan jambore tersebut dilakukan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada kader, seperti terkait bagaimana seharusnya mengukur tinggi atau berat badan yang baik.
"Pada prinsipnya kami ingin posyandu aktif membantu pencegahan stunting ini, sehingga anak anak kita sehat, dan di kemudian hari tidak menjadi lost generations," katanya.
Pasalnya, menurutnya, para kader posyandu merupakan simpul yang paling dekat/akrab dengan masyarakat secara langsung.
Adapun berkenaan dengan target yang ingin dicapai, dijelaskan dr. Nita, adalah agar para kader dapat menularkan pengetahuan kepada masyarakat tentang gaya hidup sehat.
"Kalau mengobati stunting itu sulit, akan sangat panjang dan lama pekerjaannya. Kita ingin pengetahuan banyak orang, terutama warga Kranji, yang dibantu kader itu membawa/mencegah terjadinya stunting. Dimulai dari apa? Dimulai dari gadis remaja."
"Jangan sampai mereka kurang darah. HB-nya diperiksa, terus pemberian tablet penambah darah.
Kenapa begitu? Supaya sel telurnya bagus. Dengan demikian, nanti ketika mereka menikah dan hamil, saat itu kami (puskesmas) dapat mengawasi. Karena mereka (dalam proses kehamilan-red) bisa memanfaatkan fasilitas layanan yang ada, semisal kelas ibu hamil dan mungkin program-program lainnya," jelasnya.
Kehadiran puskesmas melalui para kader posyandu itu, disebutnya, tidak sampai sebatas itu. Perannya, bahkan bisa meluas hingga ke fase merawat anak.
"Kader-kader ini akan memberi pemahaman tentang urusan sosial, contohnya ibu- ibu sekarang jarang masak sendiri, tidak memperhatikan asupan gizi anaknya dari makanan yang dimasak sendiri."
"Jadi bagaimana si ibu ini dibekali pemahaman untuk bisa menyiapkan makanan dengan gizi yang baik, lalu perilaku hidup bersihnya juga diperhatikan, sehingga anak akan terhindar dari penyakit," imbuh dr. Nita.
Sekadar informasi, untuk kasus stunting di wilayah Kelurahan Kranji bukan merupakan yang tertinggi. Data mencatat, angka stunting per Juni 2022 lalu ada 174 kasus. Artinya, untuk Bekasi Barat sendiri wilayah Kranji bukan yang nomor satu.
Sehingga pada tahun 2023 ini pun, Puskesmas Kranji memang tidak menjadi fokus pemerintah dalam penurunan stunting.
"Meski begitu kami tetap konsern. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan memberikan pengetahuan kepada para kader seperti yang kita lakukan pasa hari ini. Kemudian, UPTD Puskesmas Kranji mempunyai ahli gizi yang selalu bergerak ke posyandu," pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan yang mengetengahkan topik "Optimalisasi Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting" ini, sebanyak 110 orang perwakilan dari 34 posyandu di wilayah Bekasi Barat.
Dalam kegiatan ini juga akan diadakan aneka perlombaan, seperti posyandu terbaik dan kader terbaik, yang tentunya akan lebih menghangatkan suasana. (ts)
0 Komen