SMAN 9 Tambun Selatan Tegaskan Komitmen Bangun Dialog Humanis Terkait Polemik Pesantren Kilat
Tambun Selatan, Bintang Save - 5 Juni 2025 Menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah siswa terkait dugaan pungutan dalam kegiatan pesantren kilat, pihak SMAN 9 Tambun Selatan menegaskan komitmennya untuk membangun ruang dialog yang terbuka, komunikatif, dan berlandaskan pendekatan humanis.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Sahri Ramadhan, S.S., M.M., menjelaskan bahwa kegiatan pesantren kilat merupakan program rutin tahunan yang digelar setiap bulan Ramadan sebagai upaya membentuk karakter siswa, memperkuat nilai-nilai spiritual, dan menginternalisasi ajaran Al-Qur’an.
“Selama lima hari menjelang Hari Raya Idulfitri, dari Senin hingga Jumat, kami menyelenggarakan rangkaian kegiatan keagamaan. Pada hari terakhir, sekolah juga menyediakan konsumsi ringan berupa snack bagi para siswa menjelang waktu berbuka puasa,” ujar Ramadhan saat ditemui Bintang Save di ruang kerjanya, Rabu (4/6).
Snack tersebut disediakan untuk sekitar 600 siswa dengan alokasi anggaran kurang lebih Rp7.000 per orang, yang seluruhnya berasal dari dana pemerintah. Namun demikian, tingkat kehadiran siswa saat pembagian snack hanya mencapai sekitar 50 persen. "Snack yang tersisa tidak dibuang, melainkan kami bagikan kepada warga sekitar dan masjid terdekat sebagai bentuk kepedulian sosial selama bulan suci," jelasnya.
Ramadhan menegaskan bahwa permasalahan yang muncul lebih disebabkan oleh adanya miskomunikasi terkait administrasi kegiatan. “Permintaan tanda tangan dari siswa semata-mata bertujuan untuk melengkapi laporan pertanggungjawaban anggaran kepada pemerintah. Tidak ada unsur paksaan, apalagi pungutan kepada siswa,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa seluruh tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan hingga pelaporan, telah dilakukan sesuai prosedur. Dokumen pendukung seperti berita acara dan dokumentasi kegiatan telah disiapkan secara lengkap sejak awal.
“Melalui klarifikasi ini, kami berharap persepsi publik dapat diluruskan, serta komunikasi antara pihak sekolah dan siswa dapat semakin diperkuat,” tambahnya.
Menanggapi aksi unjuk rasa yang terjadi, pihak sekolah mengedepankan pendekatan persuasif dan kekeluargaan. “Kami membuka ruang dialog dengan perwakilan siswa, dan dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan bersama yang melibatkan kepala sekolah, jajaran manajemen, serta dukungan dari pihak kepolisian guna menjaga suasana tetap kondusif,” ungkapnya.
Ramadhan juga menyoroti pentingnya kedekatan emosional antara guru dan siswa, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di luar. “Saya pribadi sering berdiskusi santai dengan siswa, bahkan ngopi bersama di rumah. Ini bagian dari pendekatan humanis yang kami bangun agar siswa merasa nyaman dan dihargai,” tuturnya.
Menanggapi viralnya isu ini di media nasional, pihak sekolah menyatakan kesiapan untuk memberikan klarifikasi secara terbuka dan kooperatif. Ia optimistis seluruh persoalan dapat diselesaikan melalui komunikasi yang sehat, tanpa tekanan ataupun intimidasi.
“Pendekatan kekeluargaan adalah kunci utama. Yang kami jaga adalah kepercayaan dan kenyamanan siswa sebagai bagian dari keluarga besar SMAN 9 Tambun Selatan,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Ramadhan menyampaikan harapan agar Kepala Sekolah SMAN 9 Tambun Selatan, Ibu Kurniawati, M.Pd., dapat turut hadir langsung dalam pertemuan dengan para siswa. “Beliau adalah pemimpin muda yang visioner, penuh semangat, dan kami yakin dapat menyelesaikan persoalan ini dengan bijaksana dan hati yang terbuka,” tutup Ramadhan. (TS)
0 Komen