Paguyuban PKL Pondok Ungu Permai Bantah Isu Jual-Beli Trotoar: Hoaks dan Menyesatkan
Bekasi, bintang-save.com — Isu yang beredar di media sosial terkait dugaan praktik jual-beli trotoar di kawasan Pondok Ungu Permai (PUP), RW 013, dengan menyeret nama Lurah Bahagia, dipastikan tidak benar. Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) bersama pengurus paguyuban dan unsur wilayah secara terbuka membantah informasi tersebut dan menyebutnya sebagai kabar menyesatkan.
Sukarto, atau Karto, selaku bagian keamanan Paguyuban Pedagang, menegaskan tidak pernah ada praktik jual-beli trotoar maupun pungutan liar kepada pedagang. Ia menilai narasi yang beredar sengaja dibangun tanpa dasar fakta.
“Isu jual-beli trotoar itu hoaks. Tidak pernah ada praktik seperti itu di PUP RW 013. Kami tegaskan, tidak ada jual-beli trotoar dan tidak ada pungli,” kata Karto, Selasa (9/12/2025) malam.
Ia menjelaskan, satu-satunya iuran yang berlaku hanyalah Rp2.000 dan itu bersifat swadaya untuk kebersihan serta pengamanan gerobak pedagang. Dana tersebut dikelola internal paguyuban dan sama sekali tidak melibatkan pihak kelurahan.
“Rp2.000 itu untuk kebersihan dan keamanan. Tidak ada setoran ke siapa pun, apalagi ke kelurahan. Jangan dipelintir,” tegasnya.
Ketua Paguyuban Manunggal Rasa, Heri Suyipto, memperkuat bantahan tersebut. Selama empat tahun menjabat, ia memastikan tidak pernah terjadi praktik yang ditudingkan di media sosial.
“Tidak ada pungutan liar, tidak ada jual-beli trotoar. Semua berjalan swadaya dan terbuka. Isu ini jelas mencederai pedagang,” ujarnya.
Ahmad Yani, pedagang yang telah berjualan sejak 1992 sekaligus mantan Ketua Paguyuban, menegaskan bahwa keberadaan PKL di kawasan tersebut sudah ada jauh sebelum kawasan itu menjadi kelurahan.
“Dari dulu sampai sekarang, tidak pernah ada jual-beli trotoar. Iuran kecil itu dari pedagang untuk pedagang. Bahkan sering nombok,” katanya.
Dari sisi kewilayahan, Ketua RW 013 Untung Wahyudi menyatakan tudingan yang menyebut adanya keterlibatan kelurahan adalah tidak berdasar. Ia memastikan hubungan PKL, RW, dan Kelurahan Bahagia berjalan dalam koridor koordinasi dan pembinaan.
“PKL adalah bagian dari warga kami. Tidak ada masalah, tidak ada pungutan liar. Mereka bahkan aktif dalam kerja bakti dan kegiatan lingkungan,” tegas Untung.
Ia menambahkan, pihak kelurahan justru selama ini memberikan kontribusi dalam penanganan lingkungan, termasuk pengurangan genangan dan banjir di wilayah setempat.
Para pedagang meminta pihak-pihak yang menyebarkan isu tak berdasar di media sosial untuk menghentikan narasi yang berpotensi memecah ketenangan warga dan merugikan mata pencaharian mereka.
“Kalau ada yang menuduh, silakan buktikan. Jangan asal lempar isu,” pungkas Karto. (Ccp)
0 Komen