post image

Larung Sesaji di Laut Muara Karatan, Upaya Melestarikan Tradisi Lokal Bekasi

  • Administrator
  • 28 Sep 2024
  • Budaya
  • 80 Lihat

Tarumajaya, bintang-save.com - Ratusan nelayan dan warga Kp. Karatan, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, merayakan tradisi Nadran atau Larung Sesaji, pada Sabtu (28/9/2024) pagi.

Kegiatan yang lebih dikenal dengan sebutan "Pesta Laut" ini, diinisiasi oleh Yayasan Wangsit Sembilan bersama Padjadjaran Siliwangi Nusantara dan Forum Betawi Rempug (FBR). 

Rangkaian acara terlebih dahulu diawali dengan tasyakuran di daratan. Dari lokasi tersebut, warga memanggul alat sesaji yang juga berisikan kepala kerbau ke atas perahu, membawanya menyusuri Sungai Niri. Terhitung, ada lebih dari 40 kapal nelayan ikut mengiringinya. 

Sesaji dan kepala kerbau itu kemudian dilarung di tengah laut Muara Sungai Karatan, setelah kapal yang membawanya memutari muara beberapa kali. Warga pun berlompatan ke laut berebut sesaji. Sementara kepala kerbau yang dikorbankan terus tenggelam.

Ketua Yayasan Wangsit Sembilan, Ki Komar mengungkapkan, bahwa tradisi nadran atau larung sesaji ini dilakukan sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil laut yang melimpah. "Alhamdulillah, panen kepiting para nelayan luar biasa besarnya. Hal ini patut kita syukuri bersama," katanya.

Selain itu, yang juga menjadi alasan digelarnya kegiatan ini adalah sebagai upaya nyata mereka dalam melestarikan budaya tradisional.

Bagi warga di wilayah Utara, tradisi nadran yang dilakukan saban bulan "Muludan" ini memang merupakan hal wajib. Tak mengherankan, jika kebiasaan ini pun telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

"Untuk itu lah, kami sangat mendukung penuh kegiatan Pesta Laut ini agar tetap lestari. Bahkan, kalau bisa, dilaksanakannya dengan lebih besar dan meriah lagi," ungkap Ketua DPC Padjadjaran Siliwangi Nusantara Kabupaten Bekasi, Asep Afandi (Kijeng). 

Keterlibatan Padjadjaran Siliwangi Nusantara, kata Asep Kijeng, adalah bentuk komitmen mereka terhadap kelestarian tradisi serta budaya lokal Kabupaten Bekasi. "Kedepan, kami harap akan semakin banyak pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Semoga Allah meridhoi dan memberkahi kita semua," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh inisiator acara, yakni Ade Alamsyah, S.Ap. Menurut pengamatannya, tradisi nadran perlahan mulai dipinggirkan. Terutama, oleh para pemangku kebijakan. "Kenapa kita buat (pesta laut) seperti ini? Karena supaya ada perhatian, khususnya dari Pemda Kabupaten Bekasi," ungkapnya.

Ade menyayangkan, sebab kondisi tersebut terjadi seiring laju perkembangan di wilayah Utara yang cukup masif. "Kita tahu, pembangunan di Utara terus dilakukan. Kami tidak menentang itu. Tetapi tolong, perhatian terhadap nasib nelayan harusnya lebih diperioritaskan oleh pemerintah. Terutama pelestarian tradisi-tradisi lokal seperti Pesta Laut ini," terangnya. 

Sebabnya, menurut Ade, kegiatan Pesta Laut ini bukan sekadar ceremonial. "Pesta laut ini cukup strategis, karena dengan kegiatan ini kita bisa juga memperkenalkan tentang sejarah Karatan yang awalnya merupakan wilayah penting Keraton Arumjaya," jelasnya.

Artinya, dengan terus melestarikan budaya warisan leluhur ini, kita juga telah mengedukasi masyarakat secara luas tentang khazanah tradisi lokal Kabupaten Bekasi yang penuh nilai historis. (Ccp)


 

0 Komen