Kodim 0509 Peringati HUT TNI ke-79 dengan Bebersih Kali Jambe
Tambun Selatan, bintang-save.com - Kodim 0509/ Kabupaten Bekasi bersama Forkopimda dan stakeholder terkait se-Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan Karya Bakti dalam rangka memperingati HUT TNI ke-79, Jumat (20/9). Kegiatan diawali apel pagi yang berlangsung di Lapangan Bima Buana, Perum Dukuh Bima, Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan.
Dandim 0509/Kabupaten Bekasi, Letkol Inf. Danang Waluyo, SIP., mengatakan, bahwa karya bakti ini merupakan bagian dari serangkaian agenda kegiatan yang disiapkan dalam rangka memperingati HUT TNI ke-79 pada tahun 2024.
Adapun kegiatan bebersih sungai/kali Jambe ini dilakukan sejauh 1,5 km dengan melibatkan kurang lebih 1.000 orang yang terdiri dari unsur TNI, Polri, pemerintahan desa serta kecamatan, relawan, para pelajar, pramuka, mahasiswa, ORMAS, dan tentunya masyarakat sekitar.
"Semua stakeholder kita libatkan. Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan sungai, bahwa sungai itu sumber kehidupan dan kalau sampahnya ini tidak dimanage maka akan membawa bencana bagi manusia," ujarnya.
Semua stakeholder yang terlibat, kata Dandim, dipecah/dibagi ke 10 titik lokasi. "Selain itu, kami juga menurunkan alat berat karena ada titik-titik yang sampahnya tidak bisa diangkut oleh tenaga manusia," ungkapnya.
Pemilihan kali Jambe sebagai lokasi karya bakti tahun ini pun bukannya tanpa alasan. Diungkapkan Dandim, hal itu lantaran aliran kali tersebut kerap menjadi pemicu banjir apabila tiba musim penghujan pada setiap tahunnya. "Terutama di km 19 itu ada badan sungai yang menyempit, jadi kalau tidak dibersihkan dapat menyebabkan banjir. Karena itu, kami pun berencana kedepannya kegiatan ini akan dilakukan secara rutin," terangnya.
Selain melaksanakan pembersihan sungai, TNI bersama-sama pemerintah dan stakeholder terkait juga terlibat melakukan normalisasi sungai Karang Jati. Hal itu karena di wilayah Sukatani-Cabangbungin saat ini sedang mengalami kekeringan.
Sementara itu, ketika disinggung soal sumber sampah yang ada di kali Jambe, menurut Dandim, berasal dari hulu sungai tersebut.
"Kalau sampahnya ini sampah plastik karena di ujung sungai ini ada TPA Bantargebang dan Sumur Batu, jadi apabila hujan itu sampahnya akan jatuh ke sungai sampai ke ujungnya di crossing tol km 19. Untuk ini memang perlu adanya pihak terkait yang memiliki kewenangan lebih tinggi untuk mengatasi itu semua," ujar Dandim.
Ketua Forum Peduli Kali Jambe, Sadiq Helmy mengapresiasi kegiatan karya bakti ini. "Menurut kami kegiatan ini sama dengan mengangkat permasalahan yang ada di kali Cijambe," ungkapnya.
Sadiq juga memiliki penafsiran yang sama dengan Dandim terkait sumber sampah di kali Jambe. "Kalau kita lihat, tipikal sampahnya ini cacahan plastik, dan tidak ada masyarakat yang mencacah plastik. Maka pasti ada industri, dan industrinya ini kebanyakan ada di hulu," ungkap dia.
Untuk itu dirinya mengaku sempat melakukan sidak dan ditemukan terjadinya kebocoran di Bantargebang dan Sumur Batu yang berdampak pada tercemarnya aliran kali.
"TPA Bantargebang per harinya bisa mengangkat sekitar 8.000 ton sampah, dan kebocoran itu cukup signifikan sehingga menyebabkan airnya berwarna hitam," jelas Sadiq.
Maka, dikatakan Sadiq, permasalahan sampah di kali Jambe ini --kendatipun sejatinya sudah ia suarakan, baik di tingkat pusat maupun daerah-- belum juga menemukan titik terang penyelesaiannya. "Sebab itu, kita perlu penyelesaian yang lebih konkret dan secara eksekutif. Legislatif mendorong dan masyarakat mengawal," ucapnya.
Ketua Umum AOB, H. Zaenal Abidin mendorong penyelesaian masalah sampah di kali Jambe dilakukan secara komprehensif. "Kali Jambe ini harus dibenahi secara serius dari hulu ke hilir karena dampaknya nanti ketika musim penghujan," katanya.
"Kami bangga dan sangat mendukung kegiatan ini, tetapi kami juga berharap agar kegiatan ini tidak hanya ceremonial saja," lanjutnya.
Ia berharap, agar pemerintah baik pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, bisa bersama-sama mencari jalan keluar supaya tidak lagi ada banjir dan dampak-dampak lainnya.
"Kami sangat menyesalkan Pemkot Bekasi kurang merespon masalah ini dengan baik. Ya, kami berharap kedepan bisa bersinergi lah, antara pemerintah kota dan Kabupaten Bekasi," pungkasnya. (Ccp)
0 Komen